Selasa, 05 November 2013

Mektek Statis Tertentu



1                    No . 1




                  Jawab :      ∑ HA = 0
                                    HA      = 0

                                    ∑ MA = 0
-          VB . 10 + P . 5      = 0
-          VB . 10 + 400 . 5 = 0
-          VB 10                   =          - 2000
VB                                    =    2000 =  200 kg     
                                                 10
                                    ∑ MB = 0
                                    VA . 10 – P . 5            = 0
                                    VA 10 – 400 . 5          = 0
                                    VA10 – 2000              = 0
                                    VA      =        2000 =  200 kg     
                 10
                                     VA      =          200 kg

                                    Kontrol ( Cek ) :          VA + VB = P
                                                            200 + 200 = 400
                                                            400 = 400 ( ok )

Senin, 28 Oktober 2013

PERINTAH AUTO CAD



MEMBUAT GARIS KERJA
            Klic line > Klic pada layar > klic F8,untuk menyetel tegak lurus atau memutar lalu, Klic panjang garis (misal nya 100) > tekan enter 2x.

MEMASTIKAN/MELIHAT UKURAN GARIS
            Klic Center Dimension > klic pangkal dan ujung garis.
Catatan: jika hanya untuk mengecek kita Escip,Jika hanya menunjukan ukuran; klic Liner dimension > klic pangkal dan ujung garis,tarik keatas atau ke bawah baru klic.

MENGCOPY GAMBAR
            Klic copy Objek > klik objek > enter . klic pada salah satu sudut objek > tarik kearah akan di copy > enter 2x.

MEMISAHKAN GARIS UKUR DAN GARIS KERJA (MENGGESER)
            Klic move > klic garis yang akan di geser  . enter 1x > klic pada layar, geser pada arah yang di inginkan  (jarak yang di inginkan) > klic enter 1x.

MELANJUTKAN UKURAN
            Setelah kita membuat satu ukuran klic Continiu dimension, langsung klic ke garis garis berikut nya  jika telah selesai Enter 1x.

MENG COPY BANYAK UNTUK UKURAN YANG SAMA
            Klic off shet > klic jarak copy (miss 50) > enter 1x, klic objek > klic kearah yang akan di copy
                       
 MENGUBAH JENIS GARIS (GARIS KERJA MENJADI GARIS AS)
            Klic objek, pilih jenis garis ( klik By layer ) > klic garis > klic enter jika belum selesai atur skala nya; Cara nya: klic objek > klic propertis > atur angka line typ > klic cuik select > baru di close > baru di escip
                       
 MENAMBAH PANJANG GARIS
            Klic Extend(-/) > klic garis yang akan di tuju > enter > klic garis garis yang akan di panjang kan > enter.      

Minggu, 20 Oktober 2013

Makalah Metode Penelitian Teknik sipil



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengertian Metode dan Penelitian

Adapun metode, berasal dari kata ‘methodos’ (Yunani) yang bermaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan keabsahannya.
 Adapun penelitian, menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

B.  Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.  Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.
Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia  yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

BAB II
PERANAN DAN JENIS – JENIS PENELITIAN

A.    Kegunaan dan Peranan Penelitian
Kegunaan penelitian ialah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan, untuk dan konsekuensi terhadap suatau set keadaan khusus, keadaan tersebut bisa saja dikontrol melalui percobaan (eksperimen) ataupun berdasarkan observasi tanpa kontrol.
Di negara – negara yang telah berkembang, apresiasi terhadap karya penelitian sudah begitu melembaga dan penggunaan dana untuk keperluan penelitian tidak pernah dipertanyakan lagi manfaatnya. Pengeluaran negara untuk penelitian dapat mencapai 1-2 persen dari total pengeluaran negara.

B.     Jenis – Jenis Penelitian
Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research).
a.                   Penelitian dasar (basic research)
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan, hasil penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian – pengertian tentang alam serta hukum – hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk memecahkan masalah – masalah praktika, walaupun ia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut.
b.                  Penelitian Terapan (applied research)
            Penelitian terapan ( applied research)   adalah penyelidikan yang hati – hati, sistematik dan terus - menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.


Lima langkah dalam melaksanakan penelitian terapan menurut Charters (1925) antara lain :
1.            Sesuatu yang sedang diperlukan, dipelajari, diukur dan diperiksa kelemahannya.
2.            Satu dari kelemahan – kelemahan yang diperoleh, dipilih untuk penelitian.
3.            Biasanya dilakukan pemecahan dalam laboratorium.
4.            Kemudian dilakukan modifikasi sehingga penyelesaian dapat dilakukan untuk diterapkan.
5.            Pemecahannya dipertahankan dan menempatkannya dalam suatu kesatuan sehingga ia menjadi bagian yang permanen dari satu system.

C.  Kegunaan  Penelitian
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah, dan mengantisipasi masalah.
1.            Memahami masalah yaitu data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2.            Memecahkan masalah yaitu data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3.            Mengantisipasi masalah yaitu data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.



Diagram alir proses penelitian












Jenis Data dalam Penelitian















D.  Desain  Penelitian
                  Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Pola desain penelitian dalam setiap disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan. Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut.
                  Oleh karena itu, sebuah desain penelitian yang baik akan menghasilkan sebuah proses penelelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Desain penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi untuk mendaptkan pengetahuan dan pemahaman yang baik dan mendalam tentang masalah atau situasi yang dijadikan objek penelitian
2.  Konklusif.
Desain penelitian konklusif dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
 -  Dekriptif
Penelitian deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.
-  Kausal
Desain penelitian harus mampu menggambarkan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu peneliti dalam pengumpulan dan menganalisis data, secara singkat, desain penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian.  Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut: 1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2. Pemilihan kerangka konseptual
3. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis
4.         Membangun penyelidikan atau percobaan
5.         Memilih serta mendefinisikan pengukuran variabel-variabel
6.         Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
7.         Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
8.         Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data
9.         Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik dan
10.       Penulisan laporan hasil penelitian.
Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka tujuan rancangan penelitian adalah untuk memberikan suatu rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Konsideran utamanya dalam rancangan perencanaan adalah untuk mengkhususkan mekanisme kontrol yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga jawaban atas pertanyaan akan menjadi jelas dan sahih. Selanjutnya rancangan penelitian dalam makna pelaksanaan, sangat terkait dengan pembuktian hipotesis, menyatakan suatu kejelasan hubungan sebab akibat dan setiap variabel yang terlibat, dan dari penentuan instrumen pengumpulan data akan jelas terukur tingkat validitas internal dan validitas eksternal.
Rancangan penelitian lebih menekankan pada aspek baik atau tidak baik dan sangat tergantung pada derajat akurasi yang diinginkan oleh peneliti, derajat pembuktian hipotesis, dan tingkat perkembangan dan ilmu pengetahuan yang menjadi perhatian.
Dalam menyusun perancangan penelitian seorang peneliti harus benar benar memahami bagai mana langkah – langkah yang harus ditempuh dalam proses penelitian. Pemahaman peruses penelitian ini akan membantu para peneliti dalam menyusun strategi yang tepat pada saat perancangan penelitian disusun. Langkah – langkah yang ditempuh dalam suatu proses penelitian antara lain :
1.         Perumusan ide penelitian, yang meliputi antara lain :
            -           Penentuan thema / topic penelitian
            -           pengkajian khasanah teoritikal
            -           pengungkapan khasanah masalah praktik
            -           penyusunan wording judul penelitian.
2.         Penyusunan usulan proyek penelitian (UPP)
3.         Pelaksanaan penelitian, terdiri dari :
            -           Menyusun dan menguji instrument penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
            -           Mengumpulkan fakta dan data (histories)
Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang   dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
            -           Mengolah fakta ( baik contoh maupun data )
            -           Melakukan analisis dan pengujian terhadap fakta dan data
            -           Menyimpulkan hasil analisis

4.         Penyusunan laporan penelitian.  
a. Bagian Pembuka
-           Judul - judul haeus menanamkan fakta yang ingin diungkapkan, jelas, positif, singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci sebuah tulisan
-           Halaman judul Sesudah cover dan memuat judul, penulis dan penerbit(jika ada)
-           Halaman pengesahan
-           Halaman penerimaan
-           Kata pengantar Terima kasih kepada Tuhan, judul, alasan/tujuan menulis, terima kasih kepada pendukung, harapan, pengakuan kekurangan, menerima kritik dan saran.
-           Abstrak
-           Daftar isi
-           Daftar table
-           Daftar grafik, bagan atau skema
-           Daftar singkatan

b. Bagian Inti
-           Pendahuluan
Penting Perlu adanya kata kunci yang digunakan pada rumusan masalah, tujuan dan hipotesis, yaitu nama-nama variabel yang ingin dihubungkan, dibedakan atau diteliti.
-           Kajian pustaka dan kerangka teori
Pada kajian pustaka diungkapkan teori-teori serta hasil laporan penelitian terdahulu yang pernah dilakuakan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis yang mendalam peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkupnya. Untuk laporan penelitian unggulan seperti tesis dan disertasi biasanya juga disusun kerangka teori berdasarkan hasil analisis kajian pustaka. Dalam kajian pustaka disajikan cuplikan atau sitasi dan kutipan.
-                    Metode penelitian
Metodologi membedakan antar karya ilmiah dan bukan ilmiah dan laporan ilmiah bercirikan prosedur pelaksanaannya logis dan sistematis.
Metode Penjelasan :
-           Pendekatan/desain penelitian (kuantitatif atau kualitatif; sensus atau servey; cross-section atau time series; eksplorasi atau korelasional; eksperimen murni atau kesperimen buatan, dll.)
-           Populasi dan sampel penelitian (sampling acak; klaster; atau terpilih== purpisove)
-           Metode pengumpulan data dan analisis data (kuesioner; wawancara; observasi; analisis kuantitatif atau kualitatif)
-           Kelemahan-kelemahan penelitian
-           Hasil dan Penelitian
Hasil analisis data serta pembahasanya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang Isinya:
-           Hasil analisis lengkap
-           Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan pembahasan hasil tersebut
-           Simpulan dan Saran
a.         Simpulan : dapat bernomor atau paragraf. Yang paragraf lebih mengalir.
b.         Saran : bukan suatu keharusan.
c. Bagian Penutup
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
3. Indeks
4. Glosarium


BAB III

PENYUSUNAN USULAN PEROYEK PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas bagai mana teknik perumusan usulan proyek penelitian, pembahasan meliputi bagai mana UPP dari sudut pandang peneliti profesianal serta bagai mana perumusan UPP dari aspek karya tulis ilmiah untuk pengajuan skripsi / tesis. Pembedaan ini dimaksud untuk menunjukkan adanya perbedaan pendekatan.
UPP adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rancangan penelitian secara keseluruhan yang meliputi perumusan permasalahan serta latar belakangnya.  
A.    Usulan Penelitian Bagi Penelitian Profesional
Seorang peneliti professional akan menyadari segala ide yang telah dituangkan dalam suatu UPP akan dinilai oleh ahli lainnya mengenai kelayakan usulan yang diajukannya. Kadang kala ide penelitian yang sangan relevan dapat juga dianggap tidak layak oleh team karena membutuhkan biaya penelitian yang sangat tinggi dan munkin juga sangat berbahaya.
B.     Guna Rancangan Usulan Penelitian Serta Bentuk Dan Isinya
Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis misalnya :
a.         Skripsi
b.         Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.         Karangan ilmiah
d.         Tesis
e.         Laporan proyek

Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek Aktualitas masalah, masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya relevansi manfaat praktis, Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
Metodologi penelitian akurat bobot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah Orisinalitas penelitian
Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal. Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh

c.                   Sistematika penyusunan karya tulis
Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif, rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri.
 
BAB IV

MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah, thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya. Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
            Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
2.         Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah
1          Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2.         Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3.         Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.         Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
 Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1.         Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
2.         Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti.
3.         Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
4.         Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

 3. Karakteristik Hipotesis
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni   :
  1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi - proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
  2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
  3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
  4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
  5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
  6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
  7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
 4.        Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut :
1.         Penentuan masalah. Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil - dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.
2.         Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis). Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, observasi tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3.         Pengumpulan fakta. Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4.         Formulasi hipotes. Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5.         Pengujian hipotesa, artinya mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi(penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa, dan bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6.         Aplikasi/penerapan. apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
5.         Jenis - Jenis Hipotesis
a.         Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.
 b.        Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1.         Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.
2.         Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara  variabel x dengan variabel y, untuk “H0” dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha” / “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.
c.         Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.
6.         Menguji Hipotesis
Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang hubungan tentative antara fenomena - fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian.
Untuk menguji hipotesis diperlukan :
a)         Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data
b)         Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian yang digunakan.

BAB V

PERANCANGAN INSTRUMEN PENELITIAN SURVEI

Penelitian survey digolongkan menjadi dua, yang bersifat deskriptif dan analitik.

1. Rancangan Penelitian Deskriptif

     a.    Definisi Rancangan Penelitian Deskriptif
Rancangan penelitian deskriptif merupakan rancangan penelitian non eksperimental yang bersifat sederhana berupa sumpling survey.

b.   Ciri-ciri Penelitian Deskriftif
  • Merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studinya. 
  • Terdapat hubungan sebab akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan atas table silang yang disajikan. 
  • Tidak dibutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding karena yang dicari adalah prevalensi penyakit atau fenomena tertentu. 
  • Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa dilakukan analisis yang mendalam. 
  • Merupakan penelitian pendahuluan, digunakan bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian. 
  • Pengumpulan data dilakukan satu priode tertentu. 
  • Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa sampling survey atau data sekunder dari rekam medis. 
  • Dapat dilakukan pada wilayah terbatas atau meliputi wilayah yang lebih luas 
c.   Manfaat Penelitian Deskriptif
  • Digunakan untuk menyusun perencanaan pelayanan kebidanan pada masyarakat. 
  • Diperlukan untuk mengadakan evaluasi program pelayanan kebidanan yang telah dilakukan.
  • Usulan untuk penelitian lanjutan. 
  • Diperlukan untuk membandingkan prevalensi masalah penyakit tertentu antar daerah atau satu daerah dalam waktu yang berbeda.
d.   Bentuk pertanyaan penelitian (contoh)
  • Berapa besar prevalensi hipertensi dalam kehamilan bagi ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun? 
  • Berapa besar prevalensi penggunaan tablet Fe oleh ibu hamil untuk mengatasi kekurangan zat besi pada ibu hamil yang mengalami anemia? 
e.   Rumusan tujuan penelitian (contoh)
  • Untuk mengetahui prevalensi penyakit hipertensi dalam kehamilan bagi ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun. 
  • Untuk mengetahui pemakaian tablet fe oleh ibu hamil di wilayah kerja… dalam mengatasi kekurangan zat besi pada ibu hamil yang mengalami anemia. 
f.    Pengolahan data menggunakan rumus
Menggunakan rumus :
P = f / N x 100

2.         Metode Penelitian Survei Analitik

Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dengan faktor efek, antar faktor risiko, maupun antar faktor efek.
Yang dimaksud faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh). Secara garis besar survey analitik ini dibedakan dalam 3 pendekatan (jenis), yakni Survey Analitic Cross Sectional, Survey Analitic Case Control (Retrospective), dan Survey Analitic Cohort (Prospective).

a.         Penelitian Cross Sectional
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross sectional ini sering disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian epidemiologi.

b.         Penelitian Case Control
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan “retrospective”. Dengan kata lain efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu. Adapun tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai berikut :
  1. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor risiko atau efek) 
  2. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel) 
  3. Identifikasi kasus 
  4. Pemilihan subyek sebagai control 
  5. Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat kebelakang) untuk melihat faktor risiko. 
  6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel objek kontrol. 
BAB VI

PERANCANGAN SAMPLE ( SAMPLE DESIGN )

Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian survei, peneliti meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti.

a.         Langkah

Terdapat enam langkah dasar dalam melakukan sebuah penelitian survei, yakni :
  1. Langkah pertama, yaitu dengan membentuk hipotesis awal, menentukan jenis survei yang akan dilakukan akankah melalui surel (e-mail), wawancara (interview), atau telepon, membuat pertanyaan-pertanyaan, menentukan kategori dari responden, dan menentukan setting penelitian.
  2. Langkah kedua, yaitu merencanakan cara untuk merekam data dan melakukan pengujian awal terhadap instrumen survey.
  3. Langkah ketiga, yaitu menentukan target populasi responden yang akan di survei, membuat kerangka sampel survei, menentukan besarnya sampel, dan memilih sample.
  4. Langkah keempat, yaitu menentukan lokasi responden, melakukan wawancara (interview), dan mengumpulkan data.
  5. Langkah kelima, yaitu memasukkan data ke komputer, mengecek ulang data yang telah dimasukkan, dan membuat analisis statistik data.
  6. Langkah keenam, yaitu menjelaskan metode yang digunakan dan menjabarkan hasil penemuan untuk mendapatkan kritik, serta melakukan evaluasi.

B.        Jenis

Terdapat 3 jenis penelitian survei dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
  1. Melalui surat (mail-questionare) merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui pengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari mail-questionare adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuesioner, ada jaminan kerahasiaan (anonymity) yang lebih besar, keseragaman kata (tidak dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai (dibandigkan dengan pengiriman pewawancara ke banyak tempat). Sedangakan, kekurangannya adalah tidak fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan (response rate), hanya perilaku verbal yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu), tidak ada kendali atas urutan pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab (non-response) dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias.
  2. Metode wawancara tatap muka (face-to-face interview) merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian face-to-face interview adalah fleksibilitas, tingkat respon (response rate) yang baik, memungkinkan pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab, kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemahannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden.
  3. Wawancara telepon (telephone interview) merupakan cara menguji tanggapan respondenvia telepon. Kelebihan dari telephone interview adalah tingkat respon (Respon rate) lebih tinggi dari mail atau self administered. memnungkinkan untuk menjangkau geografis yang luas/ jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat melakukan pertanyaan lanjutan probing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon, mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara.

C.        Hal-hal yang perlu dihindari

Dalam membuat pertanyaan untuk penelitian survei, seorang peneliti perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Hindari penggunaan jargon (contoh : sosialisasi, demokrasi), kata-kata slank (contoh : gaptek, cupu, geje) , dan penggunaan singkatan.
  2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan pertanyaan yang kabur.
  3. Hindari bahasa yang emosional dan bias prestise (gelar) à gunakan bahasa yang netral.
  4. Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan sekaligus (double barraled).
  5. Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden (leading question).
  6. Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya.
  7. Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah.
  8. Hindari pertanyaan mengenai masa depan.
  9. Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif (double negative).
  10. Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih.

 
BAB VII

METODELOGI PENELITIAN EKSPERIMEN (PERCOBAAN)

Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab (variabel bebas) tersebut memengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial.

a.         Sejarah












Wilhelm Wundt, Perintis penelitian percobaan
Penelitian eksperimen semula diambil dari Ilmu Alam dan dimulai dalam studi ilmu psikologi. Wilhelm M. Wundt, seorang psikolog dari Jerman, memperkenalkan metode eksperimen ke dalam studi psikologi.  Wundt mendirikan sebuah laboratorium eksperimen dan dijadikan sebagai contoh oleh para ilmuwan sosial. Akhir abad 18, Jerman sebagai pusat pengetahuan berhasil mengundang para ilmuwan sosial dari seluruh dunia untuk mempelajari metode tersebut.
Menjelang tahun 1900, peneliti dari Amerika dan berbagai universitas di dunia mendirikan laboratorium psikologi untuk melakukan penelitian eksperimen. Kelahiran penelitian eksperimen dalam ilmu sosial telah mengubah pendekatan ilmu sosial yang filosofis, introspektif, dan integratif menjadi interpretif. Pada masa Perang Dunia II, penelitian eksperimen mulai banyak digunakan dalam bidang sosial untuk menjelaskan studi mengenai mental manusia dan kehidupan sosial secara objektif.
Perluasan penggunaan metode eksperimen pada era ini ditandai dengan :
  • Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai ekspresi mental seseorang.
  • Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka. Dalam ilmu sosial, penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika sosial.
  • Perubahan dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya menekankan peneliti professional sebagai subjek dari penelitian tersebut. Namun dalam perkembangannya, subjek penelitian eksperimen berupa orang-orang awam yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil penelitian tersebut lebih terjamin.
  • Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan secara praktis dalam berbagai hal untuk menguji hubungan sebab akibat.
Tahun 1950 dan 1960, metode penelitian eksperimental ini sudah banyak digunakan dalam peneliti sebagai cara untuk menguji hipotesa dengan standar error yang kecil. Memasuki tahun 1970, penelitian eksperimen semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian.  Sampai saat ini, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang banyak digunakan karena sifatnya yang logis, sederhana, konsisten, memerlukan sedikit biaya, dan secara jelas menggambarkan hubungan sebab akibat antar gejala.

b.         Karakteristik

Penelitian percobaan setidaknya memiliki 3 ciri utama, yakni:
  1. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
  2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok percobaan.
  3. Berfokus pada keabsahan ke dalam (internal validity).

c.         Contoh

Dalam sebuah penelitian yang menguji mengenai pengaruh tayangan kriminalitas terhadap tingkat agresifitas anak, terdapat dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 15 orang.  Kelompok pertama dimasukkan ke dalam sebuah ruangan selama beberapa waktu dan sengaja hanya diberikan tayangan kriminalitas, sedangkan kelompok kedua dibiarkan untuk memilih menonton tayangan apa saja. Setelah beberapa waktu, dapat dibandingkan hasil percobaan yang telah kita lakukan terhadap kelompok pertama dan kelompok kedua.

d.         Langkah

Secara garis besar, langkah yang ditempuh dalam penelitian percobaan adalah
  1. Menetapkan topik penelitian
  2. Menyempitkannya dalam pertanyaan penelitian
  3. Mengembangkan hipotesa
  4. Merancang desain penelitian eksperimen yang baik
  5. Menetapkan berapa jumlah kelompok
  6. Menentukan kapan dan bagaimana memasukkan stimulus
  7. Menentukan kapan melakukan pengukuran variable terikat.
  8. Membuat analisa dan kesimpulan akhir.

e.         Hal-hal yang perlu disiapkan

Langkah awal melakukan penelitian percobaan adalah dengan menentukan kelompok mana yang menjadi kelompok eksperimen (kelompok yang diberi stimulus), kelompok mana yang menjadi kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi stimulus), apa stimulus yang diberikan, dan cara pengambilan sampel tersebut. Cara pengambilan sampel tersebut dibedakan menjadi pembagian acak (random assignment) dan pencocokkan (matching). Pembagian acak berarti membagi sampel yang telah dipilih menjadi dua kelompok secara acak, tanpa berdasar pada urutan tertentu dengan tujuan pembandingan. Pencocokkan berarti membagi sampel tersebut berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu. Pengambilan berdasarkan pencocokkan ini jarang dilakukan karena sulitnya peneliti untuk menemukan kesamaan antara subjek-subjek penelitian.
Setelah membagi ke dalam dua kelompok tersebut, peneliti membandingkan hasil percobaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Sebelum melakukan percobaan, pihak peneliti akan melakukan test awal (pretest) untuk mengamati gejala variable terikat sebelum diberikan stimulus. Setelah percobaan berakhir, pihak peneliti akan melakukan test akhir (posttest) untuk membandingkan adanya pengaruh variable sebab terhadap variable akibat. Dari sana, hubungan sebab akibat antar gejala akan teruji.

f.          Jenis

Secara garis besar, penelitian percobaan (eksperimen) terbagi menjadi penelitian laboratorium (laboratory experiment) dan penelitian lapangan (field experiment). Masing-masing penelitian tersebut memliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

g.         Penelitian laboratium

Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari pengujian hubungan sebab akibat.
  • Kelebihan penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini lebih dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya karena hanya memfokuskan pada pengujian hubungan sebab dan akibat.
  • Kelemahan penelitian laboratorium adalah penelitian ini belum tentu dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari.

h.         Penelitian lapangan

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan terbuka, dimana kelompok eksperimen masih dapat berhubungan dengan faktor-faktor luar.
  • Kelebihan penelitian lapangan adalah hasil penelitian ini dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kelemahan penelitian lapangan adalah tingkat kepastian hubungan sebab akibat tidak sebesar pada penelitian laboratorium karena sulitnya untuk mengontrol variabel-variabel pengganggu.

i.          Tipe-tipe desain

Ada beberapa tipe desain yang biasa digunakan oleh para peneliti dalam penelitian eksperimen, yakni:
• Tipe desain klasik (classical experimental design)
Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak (random assignment). Pada kelompok eksperimen, pertama-tama dilakukan pengamatan awal, lalu diberikan stimulus, dan untuk mengetahui hasilnya dilakukan pengamatan akhir. Pada kelompok kontrol, dilakukan pengamatan di awal dan di akhir, tanpa diberikan stimulus tertentu.
• Tipe pengamatan akhir (two group posttest only)
Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak (random assignment). Pada kelompok eksperimen langsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir, tanpa dilakukan pengamatan awal. Pada kelompok kontrol, pengamatan hanya diberikan satu kali saja.
• Tipe empat kelompok (solomon four group)
Tipe ini merupakan penggabungan dari tipe desain klasik dan tipe pengamatan akhir. Dalam tipe ini, terdapat dua kelompok eksperimen dan dua kelompok control. Pada kelompok eksperimen pertama, dilakukan pengamatan terlebih dahulu, lalu diberikan stimulus, dan dilakukan pengamatan akhir. Untuk kelompok kontrol pertama, dilakukan pengamatan awal dan pengamatan akhir. Pada kelompok eksperimen kedua, langsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir tanpa pengamatan awal. Untuk kelompok kontrol kedua, pengamatan hanya diberikan satu kali saja.

j.          Etika

Dalam melakukan sebuah penelitian percobaan, terdapat etika dan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh sang peneliti karena menyangkut kebebasan dan hak asasi subjek penelitian. Berikut adalah etika penelitian percobaan:
  • Kebebasan bagi publik untuk mengakses hasil penelitian.
  • Menjaga kerahasiaan (privacy) subjek penelitian.
  • Mengirimkan hasil penelitian kepada subjek.
  • Memberikan hal subjek dan meminta persetujuan terlebih dahulu untuk kesediaan menjadi subjek penelitian, dengan memberitahukan konsekuensi yang muncul dalam penelitian.
  • Memberitahukan secara jujur dan jelas kepada subjek tentang prosedur penelitian yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan setelah penelitian percobaan (eksperimen) selesai dilakukan.
  • Memberikan terapi atau bantuan pemulihan kepada subjek yang mengalami akibat negatif, baik secara fisik atau psikis dari penelitian, sampai kembali sehat seperti semula.
  • Penelitian yang melibatkan binatang harus memperhatikan akibat negatif yang mungkin dialami binatang, seperti indera melemah, menyendiri, serta memar atau luka fisik.
 
BAB VIII

PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

1.         Hakikat Penulisan Laporan
Tahap akhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menulis atau menyusun laporan penelitian. Penulisan laporan penelitian merupakan bagian yang sangat penting, karena melalui laporan penelitian tersebut, hasil penelitian dapat dibaca oleh orang lain, mudah dipahami, serta dapat dijadikan sebagai alat dokumentasi untuk pengujian dan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Ada hal-hal yang prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan penelitian sosial, yaitu sebagai berikut.
a.         Penulis menggunakan bahasa sederhana dengan tata bahasa yang baku.
b.         Menghindari penggunaan kata-kata yang bermakna sama secara berulang-ulang.
c.         Menghindari penggunaan bahasa klise yang kurang bermakna.
d.         Arah dan tujuan penulisan harus sesuai dengan maksud penelitian.
e.         Ada pemisahan antara teori dan hasil penelitian di lapangan.

2.         Ciri-Ciri Penulisan Laporan Penelitian
Ada beberapa ciri penulisan laporan penelitian, yaitu objektif, sistematis, jelas, terbuka, dan logis.
a.         Objektif, artinya penulis harus mengungkapkan apa adanya, dan tidak mengada-ada.
b.         Sistematis, artinya tulisan menurut alur pemahaman yang runtut dan berkesinambungan.
c.         Jelas, artinya segala informasi yang ditulis dapat mengungkapkan sesuatu secara jernih.
d.         Terbuka, artinya selalu dapat menerima pembaruan apabila ada pendapat baru yang lebih baik dan kebenarannya dapat teruji melalui kritik dari pihak lain.
e.         Logis, artinya keterangan yang diungkapkan harus memiliki argumentasi yang dapat diterima oleh akal sehat, runtut, dan nalar.

Menurut Saifudin Azwar dan Leavitt, ada beberapa cirri yang ada dalam penulisan laporan penelitian, yaitu sebagai berikut.
a.         Komunikasi yang jelas lewat tata bahasa tulis yang baik.
b.         Alur pernyataan yang mulus dengan kontinuitas yang terpelihara antara satu gagasan dengan gagasan lainnya.
c.         Hemat kata-kata.
d.         Pemilihan kata-kata yang komunikatif dan tidak menimbulkan makna ganda.
e.         Tidak menggunakan kata-kata sensitif, stereotip, dan berbau SARA (suku bangsa, agama, ras).
f.          Menggunakan kosa kata teknis.
g.         Mengemukakan fakta, serta deduksi dan induksi yang didasari oleh fakta.
h.         Tidak biasa dalam memilih fakta demi menciptakan kesan tertentu.

3.         Fungsi Penulisan Laporan Penelitian
Penulisan laporan penelitian dari berbagai masalah social yang terjadi di masyarakat karena adanya perbedaan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang terjadi atau yang ada dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini.
a.         Keperluan studi akademis (misalnya skripsi untuk S-1, tesis untuk S-2, dan desertasi untuk S-3).
b.         Perkembangan ilmu pengetahuan.
c.         Keperluan publikasi ilmiah.

4.         Format Penulisan Laporan Penelitian
Penulisan laporan penelitian harus mengikuti format baku yang telah ditetapkan, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Perlu kita ketahui bahwa ada perbedaan antara penyusunan laporan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Perbedaan-perbedaan itu terletak pada bagian isi. Untuk mengetahuinya, ikutilah pembahasan berikut ini.
a. Bagian Awal
Bagian awal penulisan biasanya antara penulisan laporan penelitian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif tidak jauh berbeda, bahkan dapat dikatakan sama saja. Karena ini sudah mengacu pada format penulisan yang baku.
Bagian awal laporan penelitian berisi hal-hal berikut ini.
i.          Halaman Judul
ii.         Halaman Pengesahan
iii.        Halaman Persembahan
iv.        Halaman Motto
v.         Kata Pengantar
vi.        Daftar Isi
vii.       Daftar Tabel (bila ada)
viii.      Daftar Gambar (bila ada)
ix.        Daftar Lampiran
x.         Abstraksi

b. Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian inti dari laporan penelitian. Format pada bagian ini antara penelitian kualitatif dan kuantitatif tidak jauh berbeda. Namun agar lebih spesifik, perlu kita lihat dua buah kerangka untuk masing-masing jenis laporan penelitian itu.

1. Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kuantitatif
Bab I:  Pendahuluan
A.        Latar Belakang Permasalahan
B.        Tujuan Penelitian
C.        Definisi Variabel

Bab II:  Landasan Teori
A.        Telaah Pustaka
B.        Hipotesis Penelitian

Bab III: Metode Penelitian
A.        Variabel dan Operasionalisasinya
B.        Sasaran Penelitian
C.        Alat Pengumpulan Data
D.        Prosedur Penelitian
E.         Cara Analisis Data

Bab IV: Hasil Analisis
A.        Deskripsi Data
B.        Pengujian Hipotesis

Bab V: Pembahasan dan Kesimpulan
A.        Pembahasan
B.        Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi)

2. Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif
Bab I:  Pendahuluan
A.        Latar Belakang Permasalahan
B.        Perumusan Masalah dan Pembatasan Permasalahan
C.        Tujuan, Kegunaan, dan Prospek Penelitian
D.        Kerangka Kerja Konseptual (Conseptual Framework)
E.         Tinjauan Pustaka
F.         Sistematika Penulisan

Bab II: Gambaran Umum
A.        Deskripsi tentang Subjek Penelitian
B.        Petunjuk Studi (Penelitian)

Bab III: Metodologi
A.        Deskripsi Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti
B.        Deskripsi Peneliti sebagai Alat dan Metode Penelitian yang Digunakan
C.        Tahap-Tahap Penelitian dan Pengumpulan Data
D.        Proses Pengolahan dan Analisis Data

Bab IV            : Penyajian Data
A.        Deskripsi Penemuan
B.        Deskripsi Hasil Analisis Data
C.        Penafsiran dan Penjelasan

Bab V:  Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
A.        Perpanjangan Kehadiran Pengamat
B.        Diskusi Rekan Sejawat
C.        Analisis Kasus Negatif
D.        Kecukupan Referensial
E.         Triangulasi: Metode, Sumber, Peneliti
F.         Pengecekan Anggota
G.        Auditing

Bab VI            : Kesimpulan dan Rekomendasi

c.         Bagian Akhir
Pada bagian akhir penulisan laporan penelitian ini antara penelitian kualitatif dan kuantitatif juga sama, yaitu berisi daftar pustaka dan lampiran.

5.         Petunjuk Penulisan
Seorang peneliti dalam menyusun atau menulis laporan penelitian hendaknya tidak merasa terbebani dalam menggunakan kata-kata atau bahasa. Dia harus bersikap rileks dan seolah-olah sedang bercerita mengenai apa yang telah diperoleh dari penelitiannya. Dengan menggunakan bahasa yang komunikatif diharapkan pembaca dapat memahami hasil penelitian itu.
Dalam melakukan penulisan laporan penelitian, penulis atau peneliti harus mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Menurut Guba dan Lincoln, ada beberapa petunjuk yang dapat bermanfaat dalam penulisan laporan penelitian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.         Penulisan hendaknya dilakukan secara informal.
b.         Penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluative kecuali bagian yang mempersoalkan itu.
c.         Penulis hendaknya menyadari jangan sampai terlalu banyak data yang dimasukkan.
d.         Penulis hendaknya tetap menghormati janji untuk tidak menuliskan nama subjek dan menjaga kerahasiaannya.
e.         Penulis hendaknya tetap melaksanakan penjajagan audit.
f.          Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporan dan bertekad untuk menyelesaikannya.

6.         Penelaahan Laporan Penelitian
Laporan penelitian yang dibuat peneliti penting untuk ditelaah kembali. Ini dimaksudkan untuk memeriksa kembali isi atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Menurut Lincoln dan Guba, suatu penelaahan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut.
a.         Apakah uraian tentang lokasi telah benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya.
b.         Apakah ada kekeliruan pengungkapan fakta atau interpretasi.
c.         Apakah ada data atau informasi penting yang dibuang.
d.         Apakah penafsiran yang telah dilakukan oleh peneliti sesuai dengan penafsiran subjek.
e.         Apakah kerahasiaan dan usaha untuk tidak mencantumkan nama latar penelitian dan subjek sudah benar-benar terjamin.
f.          Apakah ada persoalan-persoalan yang hangat dan sensitive yang ikut dimasukkan dalam laporan.

DAFTAR PUSTAKA
Moh. Nazir, Ph.D, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Rosady Ruslan, SH, MM, 2003, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Ibnu Subiyanto,…, Metodologi Penelitian, Universitas Guna Darma Kmkosipil.blogspot.com

 
ttp://irpantips4u.blogspot.com/2012/05/rancangan-penelitian.html
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/12/penulisan-laporan-penelitian.html